Mengenal Pengertian Tugas Perkembangan dan Aspek Perkembangan Peserta Didik (Siswa)

Posted by MEDIA INFORMASI PENDIDIKAN on Monday, September 7, 2020

Pengertian Tugas Perkembangan dan Aspek Perkembangan Peserta Didik

Pengertian Tugas Perkembangan peserta didik adalah serangkaian tugas yang harus diselesaikan peserta didik/konseli pada periode kehidupan/fase perkembangan tertentu. Tugas perkembangan bersumber dari kematangan fisik, kematangan psikis, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi individu. Keberhasilan peserta didik/konseli menyelesaikan tugas perkembangan dapat membuat mereka bahagia dan akan menjadi modal bagi penyelesaian tugas-tugas perkembangan fase berikutnya. Sebaliknya, kegagalan peserta didik/konseli dalam menyelesaikan tugas perkembangan akan membuat mereka kecewa dan atau diremehkan orang lain. Kegagalan ini akan menyulitkan/menghambat peserta didik/konseli menyelesaikan tugas-tugas perkembangan fase berikutnya.

Aspek Perkembangan peserta didik yang harus diketahui oleh guru diantaranya aspek perkembangan fisik dan aspek perkembangan psikologis. Aspek perkembangan fisik menurut Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) antara lain sebagai berikut : (1) Sistem syaraf (perkembangan kecerdasan dan emosi) (2) Otot-otot (kekuatan dan kemampuan gerak motorik) (3) Kelenjar Endokrin (perubahan-perubahan pola tingkah laku baru) (4) Struktur fisik/tubuh (perubahan tinggi, berat, dan proporsi).

Perubahan fisik (otak) juga merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena otak adalah sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan sehingga semakin sempurna struktur otak maka akan meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).

Tahap pertumbuhan otak menurut para ahli (Vasta, Heih & Miller, 1992) yaitu : (1) Cell production (produksi sel), (2) Cell migration (perpindahan sel) (3) Cell laboration (elaborasi sel) Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus. (1) Perkembangan motorik kasar yang meliputi kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh. Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Oleh karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya. (2) Perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu dan dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Adapun contoh gerakan motorik halus adalah kemampuan menulis, menggunting, dan menyusun balok.

Aspek Perkembangan Psikologis, meliputi perkembangan kognitif/intelegensi, perkembangan emosi, sosial dan moral. Perkembangan kognitif/intelegensi, secara hereditas remaja mengalami perbedaan dalam perkembangan berpikir. Berkembangnya potensi tersebut tergantung pada lingkungan. Perubahan kemampuan tampak pada mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Perkembangan kognitif remaja dapat dilihat dari kemampuan berpikir lebih logis, dan pola berpikir sebagai peneliti, sehingga mereka mampu menyusun rencana untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001)

Perkembangan emosi, pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai; merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Emosi berkembang sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Emosi yang berkembang akan sesuai dengan stimulus emosi yang diterimanya. Misal, anak akan belajar untuk menyayangi apabila mereka memperoleh kasih sayang dari orang tua.

Perkembangan sosial, kemampuan seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur sosial di masyarakat (Elizabeth B. Hurlock), Sedangkan perkembangan moral, perkembangan ukuran dari tinggi rendahnya kebiasaan berkenaan dengan kebiasaan tingkah laku yang baik/kesusilaan sesuai kaidah-kidah moral yang berlaku.

Pemahaman berbagai faktor yang merupakan kondisi awal anak, akan menjadi alat bantu yang penting bagi guru terutama guru bimbingan dan konseling dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Apapun hambatan yang dialami di lapangan dan sulitnya memahami setiap individu siswa merupakan tugas guru sebagai tenaga pengajar untuk terus melakukan usaha, agar proses pengajaran dapat membuahkan hasil yang maksimal.


Blog, Updated at: September 07, 2020

0 komentar:

Post a Comment

Search Artikel

BLOG PKN

------------------------------------------


Statistik Blog

Popular Posts

CB