-->
Logo Blog

INFO GURU MILINEA

Langkah-Langkah Menyusun Instrumen Penilaian Keterampilan

 Langkah-Langkah Menyusun Instrumen Penilaian Keterampilan

Langkah-Langkah Membuat / Menyusun Instrumen Penilaian Keterampilan. Penilaian keterampilan merupakan penilaian yang menuntut peserta didik un-tuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Penilaian ini selain dilakukan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang mengharuskan peserta didik menunjukkan kinerjanya (assessment of learning) juga sangat baik digu-nakan untuk melihat perkembangan kemampuan siswa berdasarkan umpan balik dari hasil penilaian yang dilakukan guru (assessment for/as learning). Penilaian keterampilan dapat dilakukan melalui penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.

Bagaimana Langkah-Langkah Membuat / Menyusun Instrumen Penilaian Keterampilan ? Pada dasarnya, perencanaan penyusunan instrumen penilaian keterampilan merupakan bagian dari prosedur (langkah-langkah) penyusunan instrumen penilaian yang telah diuraikan pada Bagian III.
1. Penetapan Tujuan
Penilaian keterampilan merupakan penilaian untuk mengukur KD pada KI-4, yang digunaan untuk mengukur ketercapaian, meningkatkan pembelajaran , dan sebagai alat untuk belajar peserta didik. Dari sisi pelaksanaan, penilaian keterampilan dapat seiring dengan pembelajaran, atau sesi penilaian keterampilan tersendiri. Jadi, penetapan tujuan ini pada akhirnya menyangkut apa yang dinilai serta dengan cara apa dan kapan penilaian penilaian keterampilan dilakukan.

Sebagai bahan pertimbangan penetapan tujuan, Anda perlu memperhatikan keterampilan IPA dalam Standar Isi. Pada Tingkat Pendidikan Dasar (Kelas VII – IX), kompetensi pada ranah keterampilan IPA adalah: “Mengajukan pertanyaan tentang fenomena IPA, melaksanakan percobaan, mencatat dan menyajikan hasil penyelidikan dalam bentuk tabel dan grafik, menyimpulkan, serta melaporkan hasil penyelidikan secara lisan maupun tertulis untuk menjawab pertanyaan tersebut”.

Jika Anda cermati dokumen tersebut, maka sebenarnya keterampilan utama dalam IPA adalah “keterampilan proses sains”. Inilah yang menjadi sasaran utama penilaian keterampilan dalam IPA. Implikasinya, jika guru memutuskan ada sesi penilaian keterampilan IPA secara khusus, misalnya saat PAS atau US, maka yang utama dinilai adalah “keterampilan proses sains”. Ini fokus besar penilaian keterampilan dalam mata pelajaran IPA. Keterampilan proses sains ini ada yang berada pada ranah konkrit, yakni perilaku unjuk keterampilannya mudah diamati, misalnya mengukur massa dengan neraca. Namun, sebagian besar justru berada pada ranah abstrak, yakni perilaku keterampilannya cenderung dalam bentuk “olah pikir”. Keterampilan IPA pada ranah ini misalnya merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, menganalisis data, dan menarik simpulan.

Selain keterampilan proses sains, keterampilan IPA umumnya menyangkut keterampilan memecahkan masalah dan berpikir kreatif pada konteks lingkung an alam. Sebagai misal, kata kerja dalam KD KI-4 IPA: membuat model, membuat tulisan gagasan, menyajikan karya, dan membuat karya tulis. Penilaian kete rampilan seperti ini disarankan untuk dilakukan seiring pembelajaran atau ba gian dari projek (bukan pada sesi khusus saat PAS atau US).

Nah, jika fokus pada KD tertentu, penilaian keterampilan digunakan untuk menilai KD pada pada KI-4, yang secara umum dilakukan seiring atau setelah pembelajaran, untuk keperluan diagnostik, formatif, dan sumatif.

Contoh: Guru mencermati KD 4.4: Melakukan percobaan untuk menyelidiki pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda serta perpindahan kalor.Maka penilaian keterampilan pada KD 4.4 adalah penilaian terhadap keterampilan melakukan percobaan untuk formatif (seiring pembelajaran) dan nantinya penilaian terhadap “keterampilan proses sains” peserta didik secara su matif (PAS).

2. Analisis KD untuk Merumuskan Indikator
Langkah analisis KD untuk penilaian ini seharusnya terintegrasi dengan langkah perencanaan pembelajaran. Analisis KD dilakukan dengan menganalisis kata kerja (perilaku yang diharapkan) dan lingkup materi. Contoh Analisis KD: KD 4.4: Melakukan percobaan untuk menyelidiki pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda serta perpindahan kalor.

Analisis kata kerja: Percobaan (eksperimen) merupakan kegiatan untuk menguji hipotesis. Keterampilan melakukan percobaan meliputi keterampilan: merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, merancang pengumpulan data, melakukan pengumpulan data, menganalisis data, dan menarik simpulan. Untuk peserta didik kelas VII, masih di awal SMP, bisa jadi keterampilan melakukan percobaan dibatasi pada keterampilan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulan data (melakukan pengukuran), menganalisis data, dan menarik simpulan.

Melakukan sesuatu pada tingkat SMP dapat terentang mulai dari meniru, membiasakan, dan mahir. Sebagai misal, untuk peserta didik yang baru belajar cara menimbang massa dengan neraca, dia mungkin baru pada tahap membiasakan diri menimbang massa dengan neraca. Guru yang mengetahui sampai tahap mana peserta didiknya.

Analisis materi: Kalor dapat membuat perubahan suhu benda (wujud tetap) dan perubahan wujud benda (suhu tetap). Kalor dapat berpindah secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Alternatif percobaan tentang hal ini cukup banyak; dapat dipilih sesuai peralatan yang tersedia. Percobaan yang dipilih: pengaruh kalor pada perubahan suhu dan pengaruh jenis bahan terhadap kemampuan menghantarkan kalor secara konduksi.

Berdasarkan analisis tersebut, dan memperhatikan peserta didik (kelas VII awal), maka alternatif indikator KD 4.4 adalah sebagai berikut :
1. merumuskan masalah pengaruh kalor pada perubahan suhu
2. merumuskan hipotesis pengaruh kalor pada perubahan suhu
3. mengumpulan data (melakukan pengukuran) tentang pengaruh kalor pada perubahan suhu
4. menganalisis data pengaruh kalor pada perubahan suhu
5. menarik simpulan tentang pengaruh kalor pada perubahan suhu.
6. melakukan penyelidikan menyejukkan makanan/wadah/ruang secara sederhana. Anda dapat menambahkan dengan rumusan indikator percobaan pengaruh jenis bahan terhadap kemampuan menghantarkan kalor secara konduksi.

3. Penyusunan Kisi-kisi
Hasil perumusan tujuan dan analisis KD pada KI-4 seperti yang Anda pelajari di atas selanjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan kisi-kisi penilaian keterampilan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kisi-kisi, yaitu:
- Kompetensi dasar yang akan diukur.
- Cakupan materi yang menjadi konteks munculnya keterampilan tersebut.
- Penggunaan kata kerja operasional pada indikator.
- Teknik penilaian yang akan digunakan

4. Telaah kisi-kisi
Setelah kegiatan penyusunan kisi-kisi selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah mengadakan penelaahan terhadap kisi-kisi tersebut. Penelaahan ini sebaiknya dilakukan bersama oleh tim guru mata pelajaran IPA. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan pemandu untuk penelaahan terhadap kisi-kisi:
- Apakah materi yang dipilih sebagai konteks munculnya keterampilan tersebut merupakan bagian esensi dari lingkup materi KD tersebut?
- Apakah indikator berada pada lingkup keterampilan dan materi sesuai KD?
- Apakah indikator cukup operasional untuk dibuat instrumennya?
- Apakah teknik penilaian yang dipilih dapat dikembangkan instrumennya?
- Apakah teknik penilaian yang dipilih dapat dikelola oleh guru?
Kegiatan penelaahan terhadap kisi-kisi penilaian keterampilan ini penting, karena penilaian keterampilan berkaitan dengan sumber daya (guru, peralatan yang ada, waktu yang tersedia). Sebagai contoh, jika kisi-kisi di atas dicermati, Anda dapat mengusulkan penilaian produk pada indikator 3 tidak perlu muncul, namun cukup penilaian praktik.

5. penyusunan penilaian keterampilan
Setelah penyusunan kisi-kisi selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah menyusun instrumen. Bentuk format yang digunakan oleh guru dalam pe nyusunan soal penilaian keterampilan dapat disepakati oleh semua guru IPA pada satuan pendidikan tersebut. Secara umum, penilaian keterampilan mengikuti tahapan: ada perintah, perintah dilakukan peserta didik, ada penilaian terhadap kinerja dan/atau hasil kerja. Instrumen yang menyangkut perintah dapat berdiri sendiri (dalam situasi “tes kinerja”, misalnya saat PAS/US) atau dalam bentuk LKS (penilaian formatif, assessment for learning ).

6. Telaah Instrumen Keterampilan
Seperti halnya penyusunan kisi-kisi instrumen, setelah instrumen dibuat, instrumen itu ditelaah. Pertama, guru pembuat instrumen membaca sekali lagi intrumen buatannya, dan mengoreksi jika da yang salah. Selanjutnya, rekan guru lain melakukan penelaahan dari aspek:
·               Kebenaran konsep/materi
·               Kesesuaian petunjuk kerja dengan rubrik
·               Kemudahan instrumen dipahami
·               Dapat/tidaknya instrumen tersebut diaplikasikan.
Hasil telaah tersebut selanjutnya didiskusikan dan sebagai bahan perbaikan instrumen penilaian keterampilan.

7. Uji Coba, Analisis, Dan Revisi Instrumen Penilaian Keterampilan
Untuk instrumen penilaian keterampilan yang hendak digunakan dalam PAS dan US, sebaiknya instrumen tersebut diujicobakan untuk diperoleh instrumen yang ajeg (reliabel). Ujicoba terhadap instrumen penilaian praktik dapat dilakukan dengan cara dua guru (observer) mengamati gejala yang sama (misalnya peserta didik yang meng ukur suhu air). Secara terpisah guru tersebut memberikan penilaian. Kemudian, hasilnya dicocokkan. Jika ada butir instrumen yang hasil penilaian dua guru ini menyimpang jauh/nircocok/ disagree (misalnya hasil penilaiannya ya dan tidak; 1 dan 4; atau 2 dan 3), maka butir yang disagree tersebut dicermati bersama, didiskusikan mengapa mereka menilai seperti itu, dan selanjutnya dilakukan perbaikan




No comments:

Post a Comment