Langkah-Langkah
Membuat / Menyusun Instrumen Penilaian Keterampilan. Penilaian
keterampilan merupakan penilaian yang menuntut peserta didik un-tuk mendemonstrasikan
dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan
kriteria yang diinginkan. Penilaian ini selain dilakukan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang mengharuskan peserta didik menunjukkan kinerjanya
(assessment of learning) juga sangat baik digu-nakan untuk melihat
perkembangan kemampuan siswa berdasarkan umpan balik dari hasil penilaian yang
dilakukan guru (assessment for/as learning). Penilaian keterampilan dapat
dilakukan melalui penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan
penilaian portofolio.
Bagaimana Langkah-Langkah
Membuat / Menyusun Instrumen Penilaian Keterampilan ? Pada dasarnya,
perencanaan penyusunan instrumen penilaian keterampilan merupakan bagian dari
prosedur (langkah-langkah) penyusunan instrumen penilaian yang telah diuraikan
pada Bagian III.
1. Penetapan Tujuan
Penilaian
keterampilan merupakan penilaian untuk mengukur KD pada KI-4, yang digunaan
untuk mengukur ketercapaian, meningkatkan pembelajaran , dan sebagai alat untuk
belajar peserta didik. Dari sisi pelaksanaan, penilaian keterampilan dapat
seiring dengan pembelajaran, atau sesi penilaian keterampilan tersendiri. Jadi,
penetapan tujuan ini pada akhirnya menyangkut apa yang dinilai serta dengan
cara apa dan kapan penilaian penilaian keterampilan dilakukan.
Sebagai bahan
pertimbangan penetapan tujuan, Anda perlu memperhatikan keterampilan IPA dalam
Standar Isi. Pada Tingkat Pendidikan Dasar (Kelas VII – IX), kompetensi pada
ranah keterampilan IPA adalah: “Mengajukan pertanyaan tentang fenomena IPA,
melaksanakan percobaan, mencatat dan menyajikan hasil penyelidikan dalam bentuk
tabel dan grafik, menyimpulkan, serta melaporkan hasil penyelidikan secara
lisan maupun tertulis untuk menjawab pertanyaan tersebut”.
Jika Anda
cermati dokumen tersebut, maka sebenarnya keterampilan utama dalam IPA adalah
“keterampilan proses sains”. Inilah yang menjadi sasaran utama penilaian
keterampilan dalam IPA. Implikasinya, jika guru memutuskan ada sesi penilaian
keterampilan IPA secara khusus, misalnya saat PAS atau US, maka yang utama
dinilai adalah “keterampilan proses sains”. Ini fokus besar penilaian
keterampilan dalam mata pelajaran IPA. Keterampilan proses sains ini ada yang
berada pada ranah konkrit, yakni perilaku unjuk keterampilannya mudah diamati,
misalnya mengukur massa dengan neraca. Namun, sebagian besar justru berada pada
ranah abstrak, yakni perilaku keterampilannya cenderung dalam bentuk “olah
pikir”. Keterampilan IPA pada ranah ini misalnya merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, menganalisis data, dan menarik simpulan.
Selain
keterampilan proses sains, keterampilan IPA umumnya menyangkut keterampilan
memecahkan masalah dan berpikir kreatif pada konteks lingkung an alam. Sebagai
misal, kata kerja dalam KD KI-4 IPA: membuat model, membuat tulisan gagasan,
menyajikan karya, dan membuat karya tulis. Penilaian kete rampilan seperti ini
disarankan untuk dilakukan seiring pembelajaran atau ba gian dari projek (bukan
pada sesi khusus saat PAS atau US).
Nah, jika
fokus pada KD tertentu, penilaian keterampilan digunakan untuk menilai KD pada
pada KI-4, yang secara umum dilakukan seiring atau setelah pembelajaran, untuk
keperluan diagnostik, formatif, dan sumatif.
Contoh: Guru
mencermati KD 4.4: Melakukan percobaan untuk menyelidiki pengaruh kalor
terhadap suhu dan wujud benda serta perpindahan kalor.Maka penilaian
keterampilan pada KD 4.4 adalah penilaian terhadap keterampilan melakukan
percobaan untuk formatif (seiring pembelajaran) dan nantinya penilaian terhadap
“keterampilan proses sains” peserta didik secara su matif (PAS).
2. Analisis KD untuk Merumuskan Indikator
Langkah
analisis KD untuk penilaian ini seharusnya terintegrasi dengan langkah
perencanaan pembelajaran. Analisis KD dilakukan dengan menganalisis kata kerja
(perilaku yang diharapkan) dan lingkup materi. Contoh Analisis KD: KD 4.4:
Melakukan percobaan untuk menyelidiki pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud
benda serta perpindahan kalor.
Analisis kata
kerja: Percobaan (eksperimen) merupakan kegiatan untuk menguji hipotesis. Keterampilan
melakukan percobaan meliputi keterampilan: merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, mengidentifikasi variabel, merancang pengumpulan data, melakukan
pengumpulan data, menganalisis data, dan menarik simpulan. Untuk peserta didik
kelas VII, masih di awal SMP, bisa jadi keterampilan melakukan percobaan
dibatasi pada keterampilan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulan data (melakukan pengukuran), menganalisis data, dan menarik
simpulan.
Melakukan sesuatu
pada tingkat SMP dapat terentang mulai dari meniru, membiasakan, dan mahir.
Sebagai misal, untuk peserta didik yang baru belajar cara menimbang massa
dengan neraca, dia mungkin baru pada tahap membiasakan diri menimbang massa
dengan neraca. Guru yang mengetahui sampai tahap mana peserta didiknya.
Analisis
materi: Kalor dapat membuat perubahan suhu benda (wujud tetap) dan perubahan wujud
benda (suhu tetap). Kalor dapat berpindah secara konduksi, konveksi, dan
radiasi. Alternatif percobaan tentang hal ini cukup banyak; dapat dipilih sesuai
peralatan yang tersedia. Percobaan yang dipilih: pengaruh kalor pada perubahan
suhu dan pengaruh jenis bahan terhadap kemampuan menghantarkan kalor secara
konduksi.
Berdasarkan
analisis tersebut, dan memperhatikan peserta didik (kelas VII awal), maka
alternatif indikator KD 4.4 adalah sebagai berikut :
1.
merumuskan masalah pengaruh kalor pada perubahan suhu
2.
merumuskan hipotesis pengaruh kalor pada perubahan suhu
3.
mengumpulan data (melakukan pengukuran) tentang pengaruh kalor pada perubahan
suhu
4.
menganalisis data pengaruh kalor pada perubahan suhu
5.
menarik simpulan tentang pengaruh kalor pada perubahan suhu.
6.
melakukan penyelidikan menyejukkan makanan/wadah/ruang secara sederhana. Anda
dapat menambahkan dengan rumusan indikator percobaan pengaruh jenis bahan
terhadap kemampuan menghantarkan kalor secara konduksi.
3. Penyusunan Kisi-kisi
Hasil
perumusan tujuan dan analisis KD pada KI-4 seperti yang Anda pelajari di atas
selanjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan kisi-kisi penilaian keterampilan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kisi-kisi, yaitu:
-
Kompetensi dasar yang akan diukur.
-
Cakupan materi yang menjadi konteks munculnya keterampilan tersebut.
-
Penggunaan kata kerja operasional pada indikator.
-
Teknik penilaian yang akan digunakan
4. Telaah kisi-kisi
Setelah
kegiatan penyusunan kisi-kisi selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah
mengadakan penelaahan terhadap kisi-kisi tersebut. Penelaahan ini sebaiknya
dilakukan bersama oleh tim guru mata pelajaran IPA. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan
pemandu untuk penelaahan terhadap kisi-kisi:
-
Apakah materi yang dipilih sebagai konteks munculnya keterampilan tersebut
merupakan bagian esensi dari lingkup materi KD tersebut?
-
Apakah indikator berada pada lingkup keterampilan dan materi sesuai KD?
-
Apakah indikator cukup operasional untuk dibuat instrumennya?
-
Apakah teknik penilaian yang dipilih dapat dikembangkan instrumennya?
-
Apakah teknik penilaian yang dipilih dapat dikelola oleh guru?
Kegiatan
penelaahan terhadap kisi-kisi penilaian keterampilan ini penting, karena
penilaian keterampilan berkaitan dengan sumber daya (guru, peralatan yang ada,
waktu yang tersedia). Sebagai contoh, jika kisi-kisi di atas dicermati, Anda
dapat mengusulkan penilaian produk pada indikator 3 tidak perlu muncul, namun
cukup penilaian praktik.
5. penyusunan penilaian keterampilan
Setelah
penyusunan kisi-kisi selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah menyusun
instrumen. Bentuk format yang digunakan oleh guru dalam pe nyusunan soal
penilaian keterampilan dapat disepakati oleh semua guru IPA pada satuan pendidikan
tersebut. Secara umum, penilaian keterampilan mengikuti tahapan: ada perintah,
perintah dilakukan peserta didik, ada penilaian terhadap kinerja dan/atau hasil
kerja. Instrumen yang menyangkut perintah dapat berdiri sendiri (dalam situasi
“tes kinerja”, misalnya saat PAS/US) atau dalam bentuk LKS (penilaian formatif,
assessment for learning ).
6. Telaah Instrumen Keterampilan
Seperti
halnya penyusunan kisi-kisi instrumen, setelah instrumen dibuat, instrumen itu
ditelaah. Pertama, guru pembuat instrumen membaca sekali lagi intrumen
buatannya, dan mengoreksi jika da yang salah. Selanjutnya, rekan guru lain
melakukan penelaahan dari aspek:
·
Kebenaran
konsep/materi
·
Kesesuaian
petunjuk kerja dengan rubrik
·
Kemudahan
instrumen dipahami
·
Dapat/tidaknya
instrumen tersebut diaplikasikan.
Hasil telaah
tersebut selanjutnya didiskusikan dan sebagai bahan perbaikan instrumen
penilaian keterampilan.
7. Uji Coba, Analisis, Dan Revisi Instrumen Penilaian
Keterampilan
Untuk
instrumen penilaian keterampilan yang hendak digunakan dalam PAS dan US,
sebaiknya instrumen tersebut diujicobakan untuk diperoleh instrumen yang ajeg
(reliabel). Ujicoba terhadap instrumen penilaian praktik dapat dilakukan dengan
cara dua guru (observer) mengamati gejala yang sama (misalnya peserta didik
yang meng ukur suhu air). Secara terpisah guru tersebut memberikan penilaian. Kemudian,
hasilnya dicocokkan. Jika ada butir instrumen yang hasil penilaian dua guru ini
menyimpang jauh/nircocok/ disagree (misalnya hasil penilaiannya ya dan tidak; 1
dan 4; atau 2 dan 3), maka butir yang disagree tersebut dicermati bersama,
didiskusikan mengapa mereka menilai seperti itu, dan selanjutnya dilakukan
perbaikan
No comments:
Post a Comment