other
Delapan Jenis Kecerdasan Manusia dan Ciri-ciri (Karakteristiknya)

Delapan Jenis Kecerdasan Manusia dan Ciri-ciri (Karakteristiknya). Seorang guru haru dapat mengenali semua kecerdasan peserta didik yang bervariasi.
Jika guru menyadari hal ini, maka akan memiliki kesempatan untuk menangani
masalah belajar secara tepat. Menurut Howard Gardner ada 8 jenis kecerdasan
manusia, yaitu:
a. Kecerdasan Logis Matematis
Kecerdasan
ini mencakup tiga bidang yang saling berhubungan yaitu; matematika, Ilmu
Pengetahuan (sains), dan logika, yang melibatkan banyak komponen seperti
perhitungan secara matematis, berpikir logis, pemecahan masalah, pertimbangan
deduktif induktif, ketajaman pola dan hubungan. Ciri-ciri (Karakteristik) kecerdasan logis
matematis adalah :
1. Menggunakan
angka, penalaran, hubungan sebab-akibat dan hubungan logis suatu peristiwa.
2. Menunjukkan
ketrampilan pemecahan yang logis.
3. Berpikir
secara matematis dengan mengumpulkan bukti, membuat hipotesis, merumuskan
berbagai model, mengembangkan contoh-contoh tandingan, dan membuat argument
yang kuat.
4. Menyukai
operasi yang kompleks seperti kalkulus, fisika, pemograman komputer, atau
metode penelitian.
5. Mengungkapkan
ketertarikan dalam karir-karir seperti akuntansi, teknologi komputer, hokum,
mesin, dan ilmu kimia.
Pembelajaran logis
matematis di sekolah dapat dikembangkan melalui beberapa
strategi seperti berikut ini:
1.
Menceritakan
masalah yang dihadapi sehari-hari, kemudian dipecahkan dengan bantuan pemikiran
matematis dengan mengatur waktu penyelesaian dengan tepat dan efektif.
2.
Merencanakan
suatu eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah yang diawali dengan
mengungkapkan masalah, membuat hipotesis, melakukan percobaan, menafsirkan
data, dan menarik kesimpulan.
3.
Membuat
diagram venn untuk mempolakan masalah agar mudah membangun pengertian sehingga
mudah dipecahkan.
4.
Membuat
analogi untuk menjelaskan sesuatu sehingga mudah dipahami, misalnya menjelaskan
tentang peristiwa erosi diwujudkan dengan analogi menumpahkan air pada kepala
yang tidak berambut, air akan cepat mengalir ke badan.
5.
Menggunakan
ketrampilan berpikir dari tingkat rendah hingga berpikir tingkat tinggi untuk
menyelesaikan masalah.
6.
Mengkategorikan
fakta – fakta yang dipelajari sesuai sifat dan jenisnya untuk memudahkan
mengingat.
7.
Merancang
suatu pola atau kode, atau simbol untuk
mengetahui obyek yang ingin dipelajari.
b. Kecerdasan Bahasa
Merupakan
kemampuan menggunakan kata, baik itu verbal maupun tulisan, termasuk keahlian
berbahasa. Orang – orang yang kurang dalam penglihatan, pendengaran, atau
berbicara akan mengembangkan bahasa dan ketrampilan berkomunikasi dengan cara
lainnya. Kecerdasan ini memiliki Ciri-ciri
(Karakteristiknya) sebagai berikut:
1.
Menirukan
suara, bahasa, membaca, menulis, dari orang lainnya.
2.
Menggunakan
ketrampilan menyimak, berbicara, menulis, dan membaca untuk mengingat,
berkomunikasi, berdiskusi, menjelaskan, mempengaruhi, menciptakan pengetahuan,
menyusun makna, dan menggambarkan bahasa itu sendiri.
3.
Membaca
secara efektif, memahami, meringkas, menafsirkan, atau menerangkan, mengingat
yang telah dibaca.
4.
Menulis
secara efektif, menerapkan aturan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan menggunakan
kosakata yang efektif
5.
Menunjukkan
minat dalam jurnalisme, puisi, bercerita, debat, berbicara, menulis, atau
menyunting.
Pembelajaran yang
dapat membangkitkan kecerdasan linguistik dalam diri pesera
didik dengan strategi berikut;
1.
Bercerita
Peserta didik akan senang menceritakan kisah
yang dimiliki kepada temannya sebayanya, sebagian yang lain merasa malu.
Mendengarkan cerita melibatkan ketrampilan mendengar dan linguistik. Metode
bercerita bisa diajarkan kepada peserta didik dengan pendahuluan yang menarik,
pemilihan karakter, cerita yang dipilih mengandung imajinasi yang bias
dibayangkan oleh pendengar, memakai efek suara, tangan dan gerakan tubuh, suara
jelas serta ekspresif, dan kontak mata dengan pendengar.
2.
Diskusi
Diskusi kelas digunakan hampir disetiap mata
pelajaran dan semua tingkat. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar hasilnya
positif dan memuaskan. Lima tahap diskusi yang harus diperhatikan guru adalah:
a)
Menjelaskan
tujuan diskusi dengan menyampaikan apa yang akan dibahas serta perilaku peserta
didik yang seharusnya.
b)
Mempertahankan
jaannya diskusi, dengan menyampaikan atau meminta sukarelawan untuk mengawali
pembicaraan, memastikan bahwa tanggapan didengarkan dengan sopan. Peserta didik
bias memakai papan tulis, flip chart, atau mind map.
c)
Mengawasi
jalan diskusi supaya topic tidak bergeser dari yang telah ditentukan.
d)
Mengakhiri
diskusi dengan merangkum apa yang telah disampaikan, dan menghubungkan dengan
pembelajaran kelas lainnya.
e)
Melakukan
Tanya jawab mengenai diskusi yang telah dilaksanakan dan meminta peserta didik
menyampaikan manfaat yang diperoleh.
3.
Merekam
dengan tape recorder
Tape recorder digunakan untuk sebagai
pengumpul informasi, wawancara, dan dapat digunakan untuk menyediakan
informasi. Peserta didik dapat menggunakan untuk mempersiapkan tulisan,
mengolah gagasan, sekaligus membicarakan topic mereka. Peserta didik yang
kurang cakap menulis mungkin bisa merekam pemikiran mereka sebagai mode
ekspresi alternative. Manfaat lain bias digunakan mengirim surat lisan kepada peserta
didik lain untuk menceritakan pengalaman pribadi mereka, dan memperoleh umpan
balik tentang sosialisasi di lingkungan kelas.
4.
Menulis
jurnal
Jurnal ini dapat dibuat sangat pribadi dan
hanya diceritakan pada guru atau dibacakan secara teratur di depan kelas.
Jurnal ini dapat merangkum kecerdasan majemuk dengan menggunakan gambar, sketsa
foto, dialog, dan data non verbal. Topic yang ditulis bias bidang umum,
spesifik, catatan matematika, gagasan baru, dan mata pelajaran lain
5.
Publikasi
Publikasi dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Tulisan peserta didik dapat difotocopi dan disebarkan. Tulisan – tulisan
dapat dijilid dalam bentuk buku dan ditempatkan khusus dikelas atau
perpustakaan, dan dipublikasikan di web site sekolah. Jika memungkinkan
membentuk kelompok khusus kepenulisan utuk diskusi buku dan tulisan peserta
didik. Apabila peserta didik tahu bahwa orang lain menggandakan, mendiskusikan,
bahkan memperdebatkan tulisan mereka, hal itu memotivasi untuk terus
mengembangkan keahliannya.
c. Kecerdasan Musikal
Merupakan
kecerdasan yang meliputi kepekaan irama, melodi, ataupun warna suara.
Kecerdasan ini memilii Ciri-ciri (Karakteristik)
sebagai berikut:
1.
Mendengarkan
dan merespon dengan ketertarikan terhadap berbagai bunyi, termasuk suara
manusia, suara dari lingkungan alam, dan mengorganisasikan beberapa jenis suara
ke dalam pola yang bermakna.
2.
Mengoleksi
musik dan informasi musik dalam berbagai bentuk.
3.
Mengembangkan
kemampuan menyanyi dan memainkan instrument secara sendiri atau bersama orang
lain.
4.
Dapat
memberikan interpretasi mengenai composer dan menganalis serta mengkritik musik
terpilih.
5.
Mengungkapkan
ketertarikan dalam bidang music seperti penyanyi, pemain instrument music,
pengolah suara, produser, guru music, atau konduktor.
Pembelajaran yang dapat
mengembangkan kecerdasan musikal di dalam kelas adalah;
1.
Irama,
lagu dan senandung
Mengambil inti materi pelajaran dan dikemas
secara berirama misalnya untuk menghafalkan kata, tabel perkalian dengan lagu
popular. Peserta didik diminta untuk menciptakan sendiri lagu untuk merangkum
materi yang sudah dipelajari.
2.
Diskografi
Menambahkan referensi pembelajaran dengan
daftar lagu yang cukup popular misalnya yang berkaitan dengan mengenang
pahlawan adalah lagu syukur kemudian meminta peserta didik mendiskusikan lagu
tersebut.
3.
Musik
supermemori
Peserta didik dapat mengingat informasi
ketika mendengar penjelasan guru sambil mendengarkan musik dalam keadaan
rileks.
4.
Konsep
musikal
Nada dan music dapat digunakan sebagai alat
kreatif untuk mengekspresikan konsep pola atau skema pembelajaran dengan
bersenandung sampai mengggunakan nada rendah atau tinggi.
5.
Music
suasana
Menggunakan rekaman musik yang membangun
suasana hati misalnya suara alam, music klasik yang bisa membangun kondisi
emosional tertentu.
d. Kecerdasan Visual
Spasial
Kemampuan
untuk mempersepsi & mentransformasikan dunia spasial-visual, berupa
kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang & hubungan yang terjadi di
dalamnya. Ciri-ciri (Karakteristik) kecerdasan visual spasial sebagai berikut:
1.
Belajar
dengan melihat, mengamati, mengenali wajah – wajah, benda – benda , warna,
detail – detail, dan pemandangan.
2.
Melihat
hal atau benda dengan perspektif baru.
3.
Merasakan
pola – pola yang lembut maupun rumit.
4.
Cakap
mendesain secara abstrak atau representasional
5.
Mengekspresikan
ketertarikan menjadi artis, fotografer, teknisi, videographer, arsitek,
perancang, pengamat seni, pilot dan lainnya
Pembelajaran yang
dirancang untuk mengaktifkan kecerdasan visual spasial adalah
1.
Visualisasi
Penerapan metode ini dengan menciptakan “layar
lebar” di benak peserta didik, guru dapat membimbing dengan memejamkan mata dan
membayangkan apa yang baru saja mereka pelajari dan diminta untuk menceritakan
kembali.
2.
Penggunaan
warna
Penggunaan warna untuk memberi penekanan pada
pola peraturan atau klasifikasi selama proses pembelajaran, misal warna merah
pada semua kata – kata penting yang
harus dipahami peserta didik. Warna juga sebagai penghilang stress peserta
didik ketika menghadapi hal sulit menemukan makna.
3.
Metafora
gambar
Metafora gambar adalah pengekspresian gagasan
melalui pencitraan visual. Nilai pendidikan metafora ada pembentukan hubungan
hal yang sudah diketahui peserta didik dan yang diajarkan.
4.
Sketsa
gagasan
Strategi sketsa gagasan ini meminta peserta
didik menggambarkan poin kunci, gagasan utama, tema sentral, atau konsep yang
diajarkan, agar cepat dan mudah sketsa tidak harus rapi menyerupai kenyataan.
e. Kecerdasan Kinestetis
Meliputi
kemampuan fisik, baik itu kecepatan, kelenturan, kekuatan, dan lain - lain. Ciri-ciri (Karakteristik) kecerdasan
kinestetik sebagai berikut:
1.
Belajar
dengan langsung terlibat
2.
Sensitive
dan responsive terhadap lingkungan dan system secara fisik
3.
Mendemostrasikan
keseimbangan, ketrampilan, dan ketelitian dalam tugas fisik
4.
Mempunyai
kemampuan untuk memperbaiki segala sesuatu dan sempurna secara pementasan
fisik.
5.
Mengekspresikan
ketertarikan pada karir atlit, penari, ahli bedah, atau pembuat gedung
Pembelajaran dikelas
yang dapat mengaktifkan kecerdasan kinestetik adalah;
1.
Respon
tubuh
Mintalah peserta didik menanggapi pelajaran
menggunakan tubuh sebagai media respon misalnya mengangkat tangan, mengangguk,
atau tersenyum jika memahami penjelasan guru.
2.
Teater
kelas
Meminta peserta didik memerankan teks, soal,
atau materi lain yang harus dipelajari dengan mendramakan isinya.
3.
Konsep
kinestetis
Permainan tebak – tebakan yang dilakukan
dengan gerakan yang menantang kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan
pengetahuan dengan cara tidak konvensional.
4.
Hands
on thinking
Memberi kesempatan peserta didik untuk memanipulasi
obyek atau menciptakan sesuatu dari tangan mereka dengan membuat patung,
kolase, atau bentuk kerajinan lain.
5.
Peta
tubuh
Tubuh manusia dapat digunakan sebagai alat
pedagogis yang berguna, missal jari untuk menghitung, dengan menggunakan
gerakan fisik akan menginternalisasikan gagasan.
f. Kecerdasan Interpersonal
Kepekaan
terhadap ekspresi wajah, suara, gerak-isyarat serta kemampuan membedakan aneka
tanda interpersonal & menanggapinya secara efektif. Ciri-ciri (Karakteristik) kecerdasan
interpersonal sebagai berikut:
1.
Terikat
dengan orang tua dan berinteraksi dengan orang lain.
2.
Merasakan
pikiran, perasaan, motivasi, tingkah laku orang lain.
3.
Mempengaruhi
pendapatan dan perbuatan orang lain
4.
Menyesuaiakan
diri terhadap lingkungan dan grup yang berbeda
5.
Tertarik
pada karir seperti mengajar, pekerjaan social, konseling, manajemen, dan
politik.
Pembelajaran dikelas
yang mengaktifkan kecerdasan interpersonal adalah;
1.
Berbagi
rasa dengan teman sekelas
Mengajari teman sebaya kepada teman lain,
berbagi pengalaman dengan teman yang berbeda-beda.
2.
Kerja
kelompok
Kelompok akan efektif jika terdiri atas tiga
sampai delapan orang untuk mengerjakan tugas dengan cara yang berbeda-beda
dengan diskusi, menganalisis video, menyusun laporan dan lain sebagainya.
3.
Simulasi
Simulasi melibatkan sekelompok orang yang
bias bersifat spontan atau improvisasi memainkan skenario yang dibuat guru.
g. Kecerdasan Intrapersonal
Merupakan
kecerdasan untuk memahami diri sendiri & bertindak sesuai pemahaman
tersebut, termasuk juga kecerdasan untuk menghargai diri sendiri. Ciri-ciri (Karakteristik) kecerdasan
interpersonal adalah sebagai berikut:
1. Sadar
akan wilayah emosinya
2. Membangun
hidup dengan suatu system nilai etik (agama)
3. Bekerja
madiri
4. Berusaha
untuk mengaktualisasikan diri
5. Termotivasi
untuk mengidentifikasi dan memperuangkan tujuannya.
Pembelajaran
dikelas yang dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal adalah:
1. Sesi
refleksi satu menit
Sesi ini memberikan
waktu pada peserta didik untuk mencerna informasi yang mereka terima, atau
menghubungkan informasi dengan peristiwa dalam kehidupan mereka.
2. Moment
mengekspresikan perasaan
Selama proses
pembelajarn peserta didik harus bias menciptakan momen dimana peserta didik
untuk tertwa, merasa marah, mengungkapkan pendapat dengan membuat peserta didik
merasa nyaman mengekspresikan emosi di kelas.
3. Sesi
perumusan tujuan
Sesi perumusan tujuan
yang realistis pada peserta didik baik tujuan jangka pendek atau panjang dengan
bimbingan guru.
h. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan
mengenali benda-benda fisik & fenomena alam. Biasanya kecerdasan naturalis
ini dimiliki oleh ahli biologi, pecinta alam, aktivis lingkungan, pendaki
gunung, dan lainnya. Ciri-ciri (Karakteristik)
kecerdasan naturalis sebagai berikut:
1.
Suka
dan akrab pada berbagai hewan peliharaan.
2.
Sangat
menikmati berjalan-jalan di alam terbuka
3.
Suka
berkebun atau dekat dengan taman dan
memelihara binatang.
4.
Menghabiskan
waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam.
5.
Suka
membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya.
6.
Berprestasi
dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.
Pembelajaran di kelas
yang mengembangkan kecerdasan naturalis adalah;
1.
Jalan
– jalan di alam terbuka
Cara ini untuk menguatkan materi yang akan
dipelajari untuk semua mata pelajaran, misalnya untuk napak tilas perjuangan
pahlawan, mempelajari pertumbuhan dan cuaca.
2.
Melihat
keluar jendela
Untuk mengurangi kebosanan peserta didik di
kelas, metode ini dapat dilakukan oleh guru dengan observasi diluar kelas,
melakukan pengamatan, dan mencatatat hasilnya.
3.
Ekostudi
Strategi ini mengintegrasikan kepedulian
peserta didik pada kelangsungan bumi untuk semua mata pelajaran.
Demikian uraian tentang Delapan Jenis Kecerdasan Manusia dan Ciri-ciri (Karakteristiknya).
Semoga ada manfaatnya.